Sabtu, 17 November 2012

sistem rem pada kalmar

BAB III SISTEM REM PADA KALMAR Kalmar merupakan suatu merk alat berat, terdapat berbagai macam tipe dan jenis. Namun sistem rem yang digunakan sama, sistem rem pada kalmar hanya terdapat pada 2 bagian roda penggerak yaitu roda depan dan dibagian poros propeller yang berfungsi sebagai parking brake. Rem tipe ini menggunakan 2 prinsip yaitu rem hidrolis dan pneumatic karena menggunakan oli brake dan tekanan gas nitrogen yang ada pada accumulator. 3.1. Prinsip Kerja Sistem Rem Pada Kalmar Gambar 3.1. Skema Primsip Kerja Sistem Rem Pada Kalmar 3.1.1. Prinsip Kerja Sistem Rem Pada Kalmar Pada saat mesin hidup pompa oli memompa oli brake dari tangki, oli brake di pompa menuju filter oli brake kemudian menuju accumulator charging valve. Apabila tekanan accumulator kurang dari 15.5 MPa(155 Bar) accumulator charging valve mengarahkan oli brake menuju accumolator untuk diisi oli brake sampai penuh yaitu 22 MPa(220 bar) dan menyimpan tekanan tesebut, saat accumulator diisi atau sudah penuh break-contact brake oil pressure mengirimkan signal listrik menuju control unit frame front dan masuk ke control unit KIT yang ada didalam control unit frame front setelah itu signal dikirim menuju monitor dan menunjukkan berapa tekanan yang ada di dalam accumulator. Apabila accumulator sudah penuh/terisi maka oli brake diarahkan oleh accumulator charging valve menuju saluran B accumulator charging valve. Kemudian menuju saluran P brake valve . Apabila pedal brake dalam keadaan bebas maka brake valve mengarahkan oli brake ke saluran T brake valve yang menuju ke tangki oli brake. Tetapi apabila pedal brake ditekan maka brake valve mengarahkan oli brake ke saluran B brake valve yang kemudian melewati make-contact brake lights dan masuk ke dalam brake cylnders, dan tekanan yang berasal dari accumulator menekan brake plate dan brake disc yang berhubungan dengan roda sehingga kecepatan kendaraan berkurang dan akhirnya kendaraan berhenti. Saat oli brake melewati make-contact brake lights, make-contact brake lights mengirimkan signal menuju control unit frame front kemudian signal masuk ke control unit KIT yang ada didalam control unit frame front setelah itu signal dikirim menuju monitor dan menghidupkan lampu peringatan tekanan bahwa oli brake telah masuk ke dalam brake cylinders dan menekan brake disc(kanvas rem) dan brake plate sehingga terjadi daya pengereman pada roda(rem bekerja). Setelah pedal di lepaskan oli brake yang ada di brake cylnders akan kembali ke tangki karena tidak ada tekanan dari accumulator, sehingga tekanan yang ada pada brake cylinder menjadi normal. Oli brake akan kembali ke tangki melalui saluran B kemudian ke saluran T brake valve. Setelah itu oli brake kembali ka dalam tangi oli brake. Gambar 3.2. Accumulator Gambar 3.3. Posisi Accumulator Pada Kalmar 3.2. Temperature Control and Cleaning Gambar 3.4. Skema Temperature Control And Cleaning Nama bagian - bagian temperature control and cleaning Pada saat system rem bekerja temperature kerja oli brake adalah 50oc tetapi temperature oli brake dapat naik hal in disebabkan karena system rem bekerja menggunakan tekanan dari accumulator yang bertekanan tinggi, oli yang di tekan terus-menerus suhunya pasti akan naik. Selain itu temperarur oli brakem naik juga disebabkan panas dari mesin yang ber-cc besar dan bermesin diesel, selain itu alat bekerja hampir 20 jam. Apabila oli brake tidak di dinginkan maka akan terjadi kerusakan komponen pada system rem. 3.2.1. Prinsip Kerja Saat Terjadi Pendinginan Pada saat tempratur oli brake naik menjadi 60-660c temperature sensormmengirimkan signal menuju control unit frame front kemudian ke control unit KID kemudian diteruskan menuju monitor, kemudian monitor menunjukkan tanda peringatan dan berapa suhu oli brake. Kemudian control unit frame front mengirimkan signal ke cooling fan dan cooling fan dapat hidup sehingga mendinginkan oli brake yang ada di dalam cooler brake system. Saat oli brake yang sudah dingin yang ada didalam tangki di pompa olehmpompa brake oli menuju filter untuk di bersihkan dari kotoran kotoran, setelah itu oli brake menuju accumulator charging valve. Dari accumulator charging valve oli di salurkan menuju saluran T accumulator charging valve menuju bypass valve in distribution blok. Setelah itu oli masuk ke dalam wheel brakes lalu mensirkulasikan/menggantikan oli brake yang ada di dalam wheel brakes. Kemudian oli brake dari wheel brakes yang masih panas menuju cooler dan kemudian didinginkan oleh cooling fan, setelah dingin oli brake kembali ke tangk oli brake. Karena pompa terus memompa oli brake sedangkan pendinginan yang terjadi di dalam cooler membutuhkan waktu untuk mencegah kelebihan tekanan pada cooler thermal bypass valve meneruskan/mengarahkan oli brake ke dalam tangki. Catatan: Apabila kipas tidak berputar maka warning indicator pada monitor akan muncul. 3.3. Sistem Rem Parkir Pada Kalmar Gambar 3.5. Skema Saat Rem Parkir Aktif Nama bagian – bagian pada sistem rem parkir pada kalmar 3.3.1. Prinsip Kerja Rem Parkir Pada Kalmar Saat switch parking brake aktif/ditekan signal dikirmkan ke control unit frame front dan kemudian control unit frame front mengaktifkan solenoid valve parking brake dan kemudian saluran H accumulator charging valve terbuka. Saat itu break-contcatc(opening switch) parking brake mengirimkan signal ke control unit frame front dan diteruskan ke control unit cab, kemudian signal menuju monitor dan menghidupkan indicator light parking brake. Maka tekanan dari accumulator di arahkan ke saluran H accumulator charging valve dan masuk ke brake kaliper dan menekan disc brake sehingga poros propeller tadaik dapat bergerak/berputar. Oli yang dipompakan pompaoli hanya mengalir ke filter kemudian masuk ke accumulator charging valve dan dikembalikan ke tangki melalui saluran T accumulator charging valve. Gambar 3.6. Bagian Rem Parkir Pada Kalamar 3.4. Nama Komponen Sistem Rem Pada Kalmar dan Fungsinya Gambar 3.7.Komponen Sistem Rem Pada Kalmar Penjelasan gambar Fungsi dari bagian – bagian / komponen rem pada kalmar adalah sebagai berikut: a. Brake valve: Berfungsi mengatur terjadinya pengereman b. Brake oil pump: Berfungsi memompa oli brake yang ada di dalam tangki menuju filter c. Break-contact brake oil pressure: Berfungsi sebagai sensor tekanan yang mangukur tekanan yang ada di dalam accumulator dan kemudian mengirim signal ke control unit frame, sehingga tekanan dapat ditampilkan di monitor d. Accumulator charging valve: Berfungsi Untuk mengarahkan oli brakesesuai keadaan. e. Make-contact brake lights: Berfungsi sebagai sensor tekanan yang mengirimkan signal listrik ke control unit frame apabila ada tekanan di dalam brake cylinders, sehingga lampu rem dapat menyala. f. Wheel brake: Bagian roda yang terjadi pengereman g. Accumulator brake syatem: Berfungsi untuk menyimpan tekanan oli brake sebelum di gunakan. h. Brake oil filter: Berfungsi menyaring kotoran-kotoran yang ada pada oli brake i. Barake cylinder: Berfungsi sebagai tempat terjadinya hubungan gesek antara Brake disc dan Brake plate, selain itu brake cylinder juga berfungsi menahan Brake plate agar tidak ikut berputar bersama Brake disc. Gambar 3.8. Barake Cylinder j. Brake disc: Berfungsi sebagai bidang gesek yang ikut berputar dengan wheel brakes Gambar 3.9 Brake Disc k. Brake plate: berfungsi sebagai bidang gesek yang ada di brake cylinder dan menahan brake disc saat terjadi pengereman Gambar 3.10. Brake Plat 3.5. Komponen Sistem Rem Parkir Pada Kalmar Gambar 3.11. Komponen Sistem Rem Parkir Pada Kalmar a. Brake-contact (opening switch) parking brake: Berfungsi untuk memberitahukan bahwa saluran H pada accumulator charging valve telah terbuka, sehingga lampu indikator rem parkir dapat menyala. b. Selenoid valve parking brake: Berfungsi untuk membuka saluran H pada accumulator charging valve, sehingga tekanan oli brake dari accumulator dapat masuk ke brake caliper. c. Parking brake unit: Berfungsi mengunci poros propeller agar tidak dapat bergerak atau berputar. Gambar 3.12. Komponen Sistem Pendingin Rem Pada Kalmar a. Brake oil tank: Berfungsi sebagai tempat nyimpanan/penampungan oli brake. b. Breather filter: Berfungsi sebagai penyaring pernafasan udara pada tangki. c. Sensor brake oil temperature: Berfungsi mengukur temperature oli brake. d. Tank heater: Berfungsi memanaskan oli brake di dalam tangki. e. Thermal bypass valve: sebagai saluran penerus dan mencegah terjadinya kelebihan tekanan dari cooler. f. Oil cooler: Berfungsi sebagai tempat di dinginkannya oli brake yang panas. g. Cooling fan: Berfungsi mendinginkan oli brake yang ada di dalamb cooler 3.5. Trouble Shooting Komponen Sistem Rem Pada Kalmar  Oli gardan bercampur dengan oli brake. Penyebabnya adalah seal oli brake sudah keras/ bocor/rusak.  Accumulator tidak berisi. Penyebabnya adalah accumulator charging valve rusak.  Tekanan pada accumulator turun tanpa digunakan. Penyebab kerusakan adalah accumulator bocor sehingga tidak bisa menampung tekanan .  Temperatur oli brake naik terus. Penyebab kerusakan adalah kipas rusak atu tidak berputar.  Daya pengereman kurang. Penyebab nya adalah : a. Adanya udara di dalam system rem(Masuk angin). b. Jumlah oli brake kurang. c. Tekanan yang di simpan accumulator kurang dari 8 atm. d. Brake disc(kanvas rem) sudah aus. e. Brake valve rusak.  Kipas pendingin tidak berputar. Penyebabnya adalah. a. Brushnya sudah aus b. Sensor temperature sudah rusak c. Kebelnya ada yang putus. d. Pengunci kipas lepas. e. Turbin kipas sudah rusak  Kebocoran oli brake. Penyebab kerusakanya adalah: a. Selang penghubung sobek / rusak. b. O-ring pada nepel keras . c. Nepelnya retak atau haus .  Low pressure indicator menyala. Penyebab kerusakanya adalah tekanan pada accumulator rendah / tidak stabil kemungkinan terjadi kebocoran gas nitrogen pada accumulator. 3.6. Pemerikasaan dan Perawatan Komponen Sistem Rem Pada Kalmar Sevis 2000 jam Pada servis 2000 dilakukan penggantian oli brake dan filternya, jumlah oli brakenya adalah 100 liter dan 1 filter oli brake. Pemeriksaan pedal rem a. Bersihkan lantai dalam kabin dan cek tidak ada yang menghalangi pergerakan pedal rem. b. Kemudian cek pegas pengembali pedal rem, setelah itu cek celah bebas pedal antara1-1.5 mm. Jika di butuhkan set ulang pedal rem. c. Lumasi engsel pedal dengan gemuk/grease. Pemeriksaan pompa oli a. Hidupkan dan panaskan mesin terlebih dahulu sampai mencapai suhu kerja oli mesin yaitu 50oC. b. Kemudian matikan mesin. Gambar 3.13. Cek Tekana Pompa Tekanan Gambar 3.14. Penutup Accumulator Charging Valve c. Lalu hubungkan pressure gauge d. Hidupkan mesin dan biarkan dalam putaran stasioner. e. Buka drain valve di accumulator charging valve dan cek tekanan selama pengisian. Selama pengisian tekanan harus mencapai 22 MPa(220 Bar) sebelum accumulator charging valve mengarahkan untuk pendinginan, saat pendinginan tekanan akan turun. f. Cek tekanan saat pendinginan. Saat pendinginan tekanan 0.10- 0.15 MPa(1-1.5 Bar). g. Matikan mesin. h. Lepaskan pressure gauge i. Tutup kembali drain valve Pengecekan accumulator a. Hidupkan mesin dan biarkan dalam putaran stationer selama 1 menit sampai terjadi pendinginan oli brake. b. Matikan mesin dan kontak dalam posisi I. c. Gunakan dan bebaskan rem beberapa kali dan hitung berapa kali rem di gunakan sebelum lampu peringatan tekanan rendah menyala. Pada kondisi normal lampu akan menyala setelah 8 kali. Apabila lampu menyala lebih awal maka salah satu tabung accumulator ada yang bermasalah. Pemeriksaan parking brake a. Hidupkan mesin dan biarkan sampai accumulator terisi penuh dan terjadi pendinginan oli brake. b. Matikan mesin dan kontak dalam posisi I. c. Aktifkan rem parker. d. Cek pergerakan yang terjadi pada caliper. e. Lepaskan cover caliper. f. Kendurkan mur pengunci. Gambar 3.15. Cover Caliper. g. Set baut penyatel sampai rem parkir dapat bekerja. h. Lalu kembalikan ¾ putaran. i. Kencangkan mur pengunci. j. Pasang kembali cover k. Cek apakah rem parker dapat berfungsi.