Senin, 28 Oktober 2013

contoh laporan hardness


BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Praktek Laboratorium Mekanik merupakan Praktek dasar yang harus dilakukan dan dikuasai oleh setiap Mahasiswa yang akan menjadi seorang Ahli Mesin ( Mekanik ), baik secara perencana maupun sebagai pembuat. Karena itulah seorang Mahasiswa harus mampu menguasai jenis mesin – mesin yang ada di Laboratorium Teknik Mesin Politeknik Negeri Sriwijaya. Praktek Laboratorium atau khususnya Praktek Hardness Test ( Uji Kekerasan ) misalnya, bertujuan untuk mengetahuhi ketahanan suatu benda / material terhadap penetrasi / penekan / daya tembus benda lain yang lebih keras dan nilai kekerasannya tidak mutlak. Dengan kata lain, Laporan ini mencoba menuangkan / memberikan standar – standar pengerjaan / pengujian, cara menganalisa data dan mampu meneliti setiap benda / material yang akan diuji. Sebagai penunjang, Mahasiswa dituntut untuk mampu mempunyai keahlian dalam pembuatan Langkah Kerja / Percobaan sebelum melakukan proses pengujian pada benda / material maupun pada Mesin yang akan digunakan. Sehingga terhindar dari hal – hal yang tidak di inginkan. 1.2 Tujuan Pengujian Hardness Test atau Uji Kekerasan mempunyai tujuan pengujian, yaitu: 1. Bisa melakukan pengujian kekerasan bahan / material yang belum di ketahui nilai kekerasannya. 2. Bisa menentukan kekerasan bahan dan membedakan kekerasan dari setiap jenis bahan / material yang telah diuji kekerasannya. 3. Bisa menentukan kekerasan bahan / material dengan menggunakan Metode Brinnell, Metode Rockwell dan Metode Vickers. BAB II PEMBAHASAN 2.1 Teori Dasar Untuk menentukan kekerasan bahan / material dapat digunakan metode pengukuran atau pengujian ketahanan kekerasan terhadap penetrasi: Bola kecil, Kerucut dan Piramida. Pertama – tama alat tekan atau penetrator ditekankan kedalam bahan / material dengan menggunakan Indentor bola baja atau Intan, kemudian beban dinaikkan dan kekerasan terbaca, yaitu selisih kedalaman penetrasi yang ditimbulkan oleh beban akhir dan beban awal, dikala pengujian kekerasan tergantung pada bentuk dan jenis metode penekan yang dipakai juga beban yang digunakan. Kekerasan adalah ketahanan suatu benda / material terhadap penetrasi / penekan / daya tembus benda lain yang lebih keras dan nilai kekerasannya tidak mutlak atau bias juga diartikan dengan suatu sifat dari bahan yang sebagian besar dipengaruhi oleh unsur – unsur paduannya. Karbon dalam besi secara pasti mempengaruhi kwalitas baja dan kekerasan yang dibutuhkan dapat dicapai dengan perlakuan panas. Dari beberapa penyelidikan atau pengetesan bahwa bahan akan berubah kekerasanya bila dikerjakan dengan cold worked (misalnya : pengerolan dan penarikan). 2.2 Jenis – Jenis Metode Kekerasan Untuk menentukan atau mengetahui nilai kekerasan suatu benda / material dapat dilakukan dengan cara pengujian atau pengetesan, yaitu : 1. Metode Martens 2. Metode The File Hardness Test 3. Metode Palu Poldi 4. Metode Mohs 5. Metode Shore 6. Metode Brinnell 7. Metode Rockwell 8. Metode Vickers Diantara Metode pengujian diatas yang akan dibahas dalam Laboratorium Mekanik Teknik Mesin ada tiga, yaitu : Metode Brinnell, Metode Rockwell dan Metode Vickers. Metode Brinnell Metode ini digunakan dengan cara menekankan Penetrator dengan Indentor Bola Baja kepermukaan benda / material dengan beban penekanan sesuai dangan Indentor dan jenis benda / material yang akan diuji. ( lihat tabel ) Alat Penetrasi yang di gunakan adalah Indentor Bola Baja yang dikeraskan dengan ukuran Ø 10 mm, Ø 5 mm, Ø 2,5 mm. Metode ini di gunakan untuk menguji kekerasan logam yang belum dilakukan proses Heat Treatment(perlakuan panas) Metode ini digunakan untuk mengetes atau menguji kekerasan logam yang belum dilakukan proses Heat Treatment ( perlakuan panas ). Material yang diuji adalah material yang lunak saja dan harga kekerasannya hanya sampai 450 HB (Kg/mm2), jika hasil pengujiannya didapat harga kekerasannya diatas 450 HB, maka hasil pengujiannya kurang teliti. Metode Brinnell sangat baik untuk logam – logam tuang yang tidak rata kekerasannya. Kekurangan dari Metode Brinnell bekas tekanannya besar, sehingga merusak permukaan material, logam material yang akan diuji kekerasannya harus rendah dari kekerasan Indentor Bola Baja dan mengukur bekas diameter bekas penekanannya agak sulit, sehingga memerlukan ketelitian. Harga kekerasan Brinnell adalah: dimana : P = Beban ( Kg ) D = Dimaeter Indentor ( mm ) dr = Diameter hasil penekanan rata – rata ( mm ) Tabel. Hubungan Antara Diameter Indentor dengan Beban Ball Diameter, D Brinnell 10 5 2,5 1,25 1 Hardness Aplication N Kg N Kg N Kg N Kg N Kg Range 29420 3000 7355 750 1839 187,5 450,92 46,9 294,2 30,0 143 – 945 Steel, Grey cast iron 9807 1000 2450 250 612,5 62,5 152,98 15,6 98,07 10,0 48 – 315 Non metals, Grey cast iron, Aluminium, Copper, Brass, Bronze, Heat Trated 4903 500 1226 125 306 31,2 76,49 7,8 49,03 5,0 23,8 – 79 Aluminium, Annealed 2453 250 612,9 62,5 152,98 15,6 38,25 3,9 24,52 2,5 11,9 – 79 Bearing metals 1226 125 306 31,2 76,49 7,8 19,61 2,0 11,77 1,2 6,0 – 39 Lead 190,3 50 122,6 12,5 30,40 3,1 7,85 0,8 4,90 0,5 2,4 – 15,8 Very soft materials Alat Dan Bahan 1. Hardness Tester Machine 5. Benda / Material Uji 2. Lensa dengan pembesaran 50 X 6. Kunci L 3. Mistar Skala 50 X 7. Amplas 4. Indentor bola baja Ø 2,5 mm 8. Kikir Langkah Percobaan : 1. Pertama – tama kikir benda / material uji hingga rata 2. Kemudian setelah di kikir amplas benda / material tersebut hingga mendapatkan kehalusan 3. Persiapkan Hardness Tester Machine jenis Albert Gnehm 4. Hidupkan Mesin / Lampu Mesin 5. Pasang Indentor Bola Baja dengan ukuran Ø 2,5 mm 6. Pasang Landasan benda uji pada kedudukannya 7. Pasang / letakkan Benda / Material uji pada landasan dengan posisi bagian yang di amplas menghadap keatas / lampu, kemudian kencangkan dengan memutar Handwheel 8. Pasang Mistar pada lensa / Mesin 9. Pilih beban yang sesuai dengan penetrator atau P = 187,5 Kg 10. Gerakkan tuas keposisi 1, kemudian posisi 2, lalu posisi 3, dan terakhir posisi 4 secara perlahan - lahan 11. Tunggu hingga 20 detik 12. kembalikan tuas keposisi 1 ( posisi semula ) 13. Ukur diameter bekas penekanan secara teliti pada layar / lensa dengan menggunakan mistar skala 50 X, Catat Hasilnya 14. Lakukan kembali pengujian sebanyak 5 X 15. Ambil benda uji dan matikan mesin 16. Tentukan nilai kekerasannya dengan perhitungan Data Hasil Pengujian Metode Brinnell No. Bahan D (mm) P (Kg) d (mm) dr (mm) HB (Kg/mm2) 1. C O P P E R 2,5 62,5 d1 : 0,4 0,4 494,4 d2 : 0,4 d1 : 0,45 0,45 389,9 d2 : 0,45 d1 : 0,4 0,4 494,4 d2 : 0,4 d1 : 0,25 0,25 1270,6 d2 : 0,25 d1 : 0,4 0,45 389,9 d2 : 0,50 Analisa Data Kg/mm2 Kg/mm2 Kg/mm2 Kg/mm2 Kg/mm2 Kg/mm2 Penyimpangan Maksimal = HB Maksimal – = 1270,6– 607,84 = 662,76 Kg/mm2 Penyimpangan Minimal = – HB Minimal = 389,9 – 607,84 = -217,94 Kg/mm2 Penyimpangan Rata – rata = Kg/mm2 % Error = % HB yang sebenarnya = ( ± % Error ) = ( 607,84 ± 73 % ) HB = 607,84 HB 2,5/ 62,5/ 20 Metode Rockwell Metode ini sebenarnya merupakan gabungan dari metode Brinnell dan Vickers, sehingga hasilnya pun cukup presisi dan cepat. Metode ini digunakan dengan cara menekankan Penetrator dengan Indentor Bola Baja Ø 1/16" dan intan yang berbentuk kerucut dengan sudut puncak 120° kepermukaan material yang diuji dengan beban penekanan sesuai dengan Indentor yang dipakai. Indentor yang dipakai dalam pengujian Metode Rockwell : a. Untuk logam – logam lunak digunakan Bola Baja Ø 1/16" dengan beban 100 Kg b. Untuk Baja – baja yang keras digunakan intan dengan sudut 120° dengan beban 150 Kg Metode Rockwell digunakan untuk menguji material dari yang lunak sampai yang keras. Metode Rockwell proses pengujiannya yang cepat dan tepat sehingga dapat digunakan untuk pengujian / pengerasan kekerasan bahan secara masaal dan bekas tekanannya kecil sehingga tidak merusak permukaan material. Tetapi Metode Rockwell tidak dapat digunakan pada bahan / material yang tipis yang tebalnya di bawah 1 mm. Jika mengukur atau menguji dengan bola baja Ø 1/16" dan bebanya 100 Kg. maka kekerasannya disebut HRB (Hardness Rocwell Ball). Jika mengukur atau menguji dengan Intan 120° dan bebannya 150 Kg, maka kekerasannya disebut HRC (Hardness Rockwell Cone). Alat Dan Bahan 1. Hardness Tester Machine 2. Indentor bola baja Ø 1/16" 3. Landasan benda uji 4. Kunci L 5. Benda / Material uji Langkah Percobaan : 1. Persiapkan Hardness Tester Machine 2. Pasang Indentor Bola Baja Ø 1/16" 3. Pasang landasan benda uji pada kedudukannya 4. Pasang Benda Uji pada landasan, kemudian kencangkan dengan memutar Handwheel 5. Pilih Beban Major P = 100 Kg 6. Atur Posisi jarum Dial Indikator pada 0 ( nol ) dengan cara memutar ringnya 7. Tarik Tuas Unloading 8. Tunggu tuas Loading turun perlahan – lahan, setelah itu mulai menghitung hingga 20 detik 9. Tarik Tuas Loading keatas, atau keposisi semula 10. Lihat / Baca nilai kekerasannya pada Dial Indikator, kemudian catat hasilnya 11. Lakukan kembali sebanyak 5 X 12. Lepaskan benda uji, dengan cara memutar Handwell 13. Tentukan nilai kekerasannya dengan perhitungan Tabel. Hubungan Penetrator dan Beban untuk Metode Rockwell GROUP METHOD PENETRATOR MAJOR LOAD MINOR LOAD N Kg N Kg 1 HRB 1/16" Ball 080,7 (100) 98,07 (10) HRC 120° Diamond 1471 (150) 98,07 (10) 2 HRA 120° Diamond 588,6 (60) 98,07 (10) HRD 120° Diamond 980,7 (100) 98,07 (10) HRE ⅛" Ball 980,7 (100) 98,07 (10) HRF 1/16" Ball 588,6 (60) 98,07 (10) HRG 1/16" Ball 1471 (150) 98,07 (10) HRH ⅛" Ball 588,6 (60) 98,07 (10) HRK ⅛" Ball 1471 (150) 98,07 (10) 3 HRL ¼" Ball 588,6 (60) 98,07 (10) HRM ¼" Ball 980,7 (100) 98,07 (10) HRP ¼" Ball 1471 (150) 98,07 (10) HRR ½" Ball 588,6 (60) 98,07 (10) HRS ½" Ball 980,7 (100) 98,07 (10) HRV ½" Ball 1471 (150) 98,07 (10) 4 25 N 120° Diamond 147,1 (15) 29,42 (3) 30 N 120° Diamond 294,2 (30) 29,42 (3) 45 N 120° Diamond 441,3 (45) 29,42 (3) 5 15 T 1/16" Ball 147,1 (15) 29,42 (3) 30 T 1/16" Ball 294,2 (30) 29,42 (3) 45 T 1/16" Ball 441,3 (45) 29,42 (3) Data Hasil Pengujian Metode Rockwell No. Bahan Indentor P (Kg) HRB HRC 1. T E M B A G A Bola Baja Ø 1/16" 100 51,5 54 20 67,5 21,8 116 19,5 105 18,5 98,5 2. S T E E L Intan 120 150 73 106,5 29 103 29,5 100 23,5 103 28,9 109 Analisa Data = 31,52 Kg/mm2 Penyimpangan Maksimal = HRB Maksimal – = 73-31,52 = 41,48 Kg/mm2 Penyimpangan Minimal = – HRB Minimal = 31,52-18,5 = 13,02 Kg/mm2 Penyimpangan Rata – rata = = 27,25 Kg/mm2 % Error = = 86,45 % HRB yang sebenarnya = ( ± % Error) = ( 31,52 ± 86 % ) Kg/mm2 HRB = 31,52 HRB 1/16" / 100/ 20 = 96,22 Kg/mm2 Penyimpangan Maksimal = HRC Maksimal – = 116-96,22 = 19,78 Kg/mm2 Penyimpangan Minimal = C – HRC Minimal = 96,22-54 = 42,22 Kg/mm2 Penyimpangan Rata – rata = = 31 Kg/mm2 % Error = = 32 % HRC yang sebenarnya = ( ± % Error) = ( 96,22 ± 32 % ) Kg/mm2 HRC = 96,22HRC 1200 / 150/ 20 Metode Vickers Metode ini sama dengan metode Brinnell yaitu besarnya nilai kekerasan ditentukan oleh beban penekanan dibagi dengan luas permukaan bekas penekanan. Metode ini digunakan dengan cara menekankan penetrator dengan indentor intan yang berbentuk piramid dengan dasar bujur sangkar dan sudut puncaknya 136º kepermukaan material yang akan diuji. Beban penekanan yang digunakan pada metode Vickers ini mulai dari 1 Kg sampai 120 Kg. Untuk beban 1, 3, 5 Kg dengan tambahan bandul Untuk 10, 30, 100 Kg tanpa tambahan bandul Metode Vickers dapat menguji bahan / material yang keras, tipis yang tebalnya dibawah 1 mm, dan hasilnya lebih presisi. Harga kekerasan Vickers, yaitu : (Kg/mm2) Dimana : P = Beban Penekanan (Kg) d = Diagonal Rata – rata (mm) Alat Dan Bahan 1. Hardness Tester Machine 2. Lensa Pembesaran 50 X 3. Indikator Intan 136º 4. Kunci L 5. Landasan Benda Uji 6. Amplas Langkah Percobaan : 1. Persiapkan Hardness Tester Machine 2. Amplas benda / material uji hingga rata atau mengkilap 3. Pasang landasan benda uji pada mesin 4. Pasang Indentor Intan 136º 5. Pilih Beban P = 30 Kg 6. Pasang Mistar Skala 50 X 7. Letakkan benda uji pada landasan dengan posisi bagian yang diamplas menghadap keatas, kemudian kencangkan 8. Gerakkan Tuas pada posisi 1, 2, 3 dan 4 secara perlahan – lahan. Tunggu hingga 20 detik 9. Kemudian kembalikan tuas pada posisi 1 10. Ukur diagonal kekerasannya secara horizontal dan vertical dengan menggunakan mistar skala 50 X dan hitung rata – ratanya 11. Lakukan kembali sebanyak 3 X 12. Lepaskan benda uji dari mesin 13. tentukan harga kekerasannya dengan perhitungan BAB III PENUTUP Kesimpulan Untuk menentukan kekerasan bahan / msterial dapat digunakan metode pengukuran atau pengujian ketahanan kekerasan terhadap penetrasi: Bola kecil, Kerucut dan Piramida. Kekerasan adalah ketahanan suatu benda / material terhadap penetrasi / penekan / daya tembus benda lain yang lebih keras dan nilai kekerasannya tidak mutlak atau bias juga diartikan dengan suatu sifat dari bahan yang sebagian besar dipengaruhi oleh unsur – unsur paduannya. Metode Brinnell sangat baik untuk logam – logam tuang yang tidak rata kekerasannya. Kekurangan dari Metode Brinnell bekas tekanannya besar, sehingga merusak permukaan material, logam material yang akan diuji kekerasannya harus rendah dari kekerasan Indentor Bola Baja dan mengukur bekas diameter bekas penekanannya agak sulit, sehingga memerlukan ketelitian. Metode ini digunakan untuk mengetes atau menguji kekerasan logam yang belum dilakukan proses Heat Treatment ( perlakuan panas ). Metode Rockwell digunakan untuk menguji material dari yang lunak sampai yang keras. Metode Rockwell proses pengujiannya yang cepat dan tepat sehingga dapat digunakan untuk pengujian / pengerasan kekerasan bahan secara masaal dan bekas tekanannya kecil sehingga tidak merusak permukaan material. Tetapi Metode Rockwell tidak dapat digunakan pada bahan / material yang tipis yang tebalnya di bawah 1 mm. Metode Vickers dapat menguji bahan / material yang keras, tipis yang tebalnya dibawah 1 mm, dan hasilnya lebih presisi.

Rabu, 05 Desember 2012

penemu angka nol


Dunia Barat boleh mengklaim bahwa mereka adalah kawasan sumber ilmu pengetahuan. Namun sejatinya, yang menjadi Gudang Ilmu Pengetahuan adalah kawasan Timur Tengah (kawasan Arab maksudnya, bukan Jawa Timur-Jawa Tengah). Mesopotamia, peradaban tertua dunia ada di kawasan ini juga. Masyarakat dunia sangat mengenal Leonardo Fibonacci sebagai ahli matematika aljabar. Namun, dibalik kedigdayaan Leonardo Fibonacci sebagai ahli matematika aljabar ternyata hasil pemikirannya sangat dipengaruhi oleh ilmuwan Muslim bernama Muhammad bin Musa Al Khawarizmi. Dia adalah seorang tokoh yang dilahirkan di Khiva (Iraq) pada tahun 780. Jika kaum terpelajar lebih mengenal para ahli matematika Eropa, maka kaum biasa juga mengenal ilmuwan Muslim yang menjadi rujukan para ahli matematika tersebut. Selain ahli dalam matematika al-Khawarizmi, yang kemudian menetap di Qutrubulli (sebalah barat Bagdad), juga seorang ahli geografi, sejarah dan juga musik. Karya-karyanya dalam bidang matematika dimaktub dalam Kitabul Jama wat Tafriq dan Hisab al-Jabar wal Muqabla. Inilah yang menjadi rujukan para ilmuwan Eropa termasuk Leonardo Fibonacce serta Jacob Florence. Muhammad bin Musa Al Khawarizmi inilah yang menemukan angka 0 (nol) yang hingga kini dipergunakan. Apa jadinya coba jika angka 0 (nol) tidak ditemukan coba? Selain itu, dia juga berjasa dalam ilmu ukur sudut melalui fungsi sinus dan tanget, persamaan linear dan kuadrat serta kalkulasi integrasi (kalkulus integral). Tabel ukur sudutnya (Tabel Sinus dan Tangent) adalah yang menjadi rujukan tabel ukur sudut saat ini. al-Khawarizmi juga seorang ahli ilmu bumi. Karyanya Kitab Surat Al Ard menggambarkan secara detail bagian-bagian bumi. CA Nallino, penterjemah karya al-Khawarizmi ke dalam bahasa Latin, menegaskan bahwa tak ada seorang Eropa pun yang dapat menghasilkan karya seperti al-Khawarizmi ini.

hukum tajuid dalam al-quran


Hukum Mad ( مَدٌ ) Mad artinya : memanjangkan bacaan, dengan menggunakan harakat. Rumusnya : 1 alif = 2 harkat, 2 alif = 4 harkat, 2 ½ = 5 harkat, 3 alif = 6 harkat. Harkat = bunyi ketukan. Hukum Mad terbagi menjadi 2, yaitu : Mad Ashli ( ﺃﺻﻠﻰ ) Ashli artinya : asal (asal muasal, asal mula kejadian) Terbagi menjadi 1, yaitu : - Mad Thobi’i ( ﻃﺒﻴﻌﻰ ) Hurufnya ada tiga, yaitu : وْ -ُ , يْ ِ- ,ا -َ a. Alif mati sesudah fathah b. Ya’ mati sesudah kasroh c. Wau mati sesudah domah Panjangnya : 1 alif = 2 harkat. Cara bacanya dipanjangkan, satu alif atau dua harkat. Contohnya : ﻨُوْﺤِﻴْﻬَﺎ Mad Far’i ( ﻓﺮﻋﻰ ) Far’i artinya : bagian atau cabang Terbagi menjadi beberapa yaitu : - Mad Wajib Muttashil (ﻤﺗﺻلٌ واﺠبٌ ) Wajib artinya : harus, Muttashil artinya : dalam satu kata. Mad Wajib Muttashil adalah apabila ada huruf mad bertemu dengan huruf hamzah dalam satu kata, maka harus panjang 5 (lima) harkat. Contohnya : إذاجآء , سوء - Mad Jaiz Munfashil ( ﺠاﺌﺯ ﻤﻨﻓﺻل ) Jiaz artinya : boleh, Munfashil artinya : di luar kata. Mad Jaiz Munfashil adalah apabila ada huruf mad bertemu dengan huruf hamzah di lain (luar) kata, maka dibaca panjangnya boleh 2, 4 atau 6 harkat. Contohnya : مآ أنزل , يأيّها - Mad Lain ( ﻠﻴﻥ ) Lain artinya : lemas. Hurufnya ada 2, yaitu : وْ -َ , يْ ِ-َ a. Ya’ mati setelah fathah b. Wau mati setelah fathah Cara bacanya dipanjangkan 2 harkat tapi lemas. Jika di akhir kalimat, maka dibacanya boleh 2, 4 atau 6 harkat. Contohnya : عليهم , يوم - Mad ‘Arid Lissukun ( ﻋاﺮﺾ ﻠﻠسّکوﻥ ) ‘Arid artinya : barulah, Lissukun artinya : di matikan. Mad ‘Arid Lissukun adalah apabila ada huruf mad bertemu dengan huruf hijaiyyah hidup pada akhir kalimat, maka cara bacanya dipanjangkan terlebih dahulu baru dimatikan. Contohnya : نستعين ۝, عزيزحکيم ۝ - Mad ‘Iwad ( عوادٌ ) ‘Iwad artinya : membuang tanwin. Mad ‘Iwad adalah apabila ada fathah tain ( -ً ) bertemu dengan huruf alif atau ya’ mati di akhir kalimat, maka cara bacanya dipanjangkan 2 harkat. Contohnya : عليماحکيما۝, ﺛﻼﺛﺎ ﺛﻼ ﺛﺎ۝ - Mad Badal ( بدلٌ ) Badal artinya : berdiri sendiri (sebagai pengganti huruf alif mati). Mad Badal adalah apabila ada huruf hamzah ( أ ) bertemu huruf alif mati setelah fathah atau ya’ mati setelah kasroh, maka dibacanya panjang 2 harkat. Contohnya : أمنو , إيمان - Mad Shilah Thowwilah ( ﺻﻠﺔ ﻄﻮﻴﻠﺔ ) Mad Shilah Thowwilah adalah apabila ada huruf ha marbithoh ( ﻩ / ﻪ ) bertanda mad dan bertemu huruf hamzah, maka dibacanya boleh panjang 2, 4 atau 6 harkat. Contohnya : له مغفرة , به Apabila berada di akhir kalimat, maka harus sukun (mati). Contoh : غيرلّه ۚ - Mad Shilah Qoshirah ( ﺻﻠﺔ قصيرﺓ ) Mad Shilah Thowwilah adalah apabila ada huruf ha marbithoh (ﻩ / ﻪ ) bertanda mad, maka dibacanya panjang 2 harkat. Contohnya : وله أجر Apabila berada di akhir kalimat, maka harus sukun (mati). Contoh : (sama seperti Mad Shilah Thowilah) - Mad Lazim Kilmi Musaqol ( ﻻﺯﻢِمثقل ٌکلم ) Mad Lazim Kilmi Musaqol adalah apabila ada huruf mad bertanda ( ﺁ ) bertemu dengan huruf hijaiyyah bersiddah, maka dibacanya panjang 6 harkat. Contohnya : ﻮﻻﺍﻠﺿﺂ لّين - Mad Lazim Kilmi Mushbah (ﻻﺯﻢ کلم مخفف) Mad Lazim Kilmi Mushbah adalah apabila ada huruf mad bertanda ( ﺁ ) bertemu dengan huruf hijaiyyah disukun, maka dibacanya panjang 6 harkat. Contohnya : ﺁﻠﺌن - Mad Lazim Harfi Mushbah (ﻻﺯمْﺤﺮﻒِﻣشبعٌ ) Mad Lazim Harfi Mushbah adalah apabila ada huruf hijaiyyah bertanda mad di awal surah dengan bunyi harkat, maka panjangnya 2 harkat. Contohnya : ﻃﻪ , ﻴﺲ - Mad Lazim Harfi Musaqol (ﻻﺯمْﺤﺮﻒِمسقل ) Mad Lazim Harfi Mushbah adalah apabila ada huruf hijaiyyah bertanda mad di awal surah dengan bunyi hurufnya penuh, maka panjangnya 6 harkat. Contohnya : ن , ق , المٌ , کهيعص - Mad Tamkin ( ﺘﻣکﻴﻥ ) Mad Tamyin adalah apabila ya mati ( يْ ) setelah ya kasrah ( يِِ ), maka dibacanya panjang 2 harkat. Contohnya : يحييکم - Mad Farq ( فرق ) Mad Farq adalah apabila ada tanda mad pada huruf alif (ﺁ ) bertemu dengan lafadz Jalalaih, maka dibacanya panjang 6 harkat. Contohnya : آﷲ

TEMBOK YAJUD MAJUD|TEMBOK YAJUJ MA'JUJ “Mereka berkata; “Hai Dzulkarnain, sesungguhnya Ya-juj dan Ma-juj itu orang-orang yang membuat kerusakan di muka bumi, maka dapatkah kami memberikan sesuatu pembayaran kepadamu, supaya kamu membuat dinding antara kami dan mereka ?” QS. Al-Anbiya: 96 “Hingga apabila dibukakan (tembok) Ya-juj dan Ma-juj, dan mereka turun dengan cepat dari seluruh tempat yang tinggi. Dan telah dekatlah kedatangan janji yang benar (Hari berbangkit), maka tiba-tiba terbelalaklah mata orang-orang yang kafir. (Mereka berkata); “Aduhai celakalah kami, sesungguhnya kami adalah dalam kelalaian tentang ini, bahkan kami adalah orang-orang yang zhalim.” Ya-juj dan Ma-juj dalam Hadits Dari Zainab Binti Jahsh -isteri Nabi SAW, berkata; “Nabi SAW bangun dari tidurnya dengan wajah memerah, kemudian bersabda; “Tiada Tuhan selain Allah, celakalah bagi Arab dari kejahatan yang telah dekat pada hari kiamat, (yaitu) Telah dibukanya penutup Ya-juj dan Ma-juj seperti ini !” beliau melingkarkan jari tangannya. (Dalam riwayat lain tangannya membentuk isyarat 70 atau 90), Aku bertanya; “Ya Rasulullah SAW, apakah kita akan dihancurkan walaupun ada orang-orang shalih ?” Beliau menjawab; “Ya, Jika banyak kejelekan.” (HR. Ahmad, Al-Bukhari dan Muslim) Jenis dan Asal Usul Ya-juj dan Ma-juj dalam QS. Al-Kahfi : 94 Ya-juj dan Ma-juj menurut ahli lughah ada yang menyebut isim musytaq (memiliki akar kata dari bhs. Arab) berasal dari AJAJA AN-NAR artinya jilatan api. Atau dari AL-AJJAH (bercampur/sangat panas), al-Ajju (cepat bermusuhan), Al-Ijajah (air yang memancar keras) dengan wazan MAF’UL dan YAF’UL / FA’UL. Menurut Abu Hatim, Ma-juj berasal dari MAJA yaitu kekacauan. Ma-juj berasal dari Mu-juj yaitu Malaja. Namun, menurut pendapat yang shahih, Ya-juj dan Ma-juj bukan isim musytaq tapi merupakan isim ‘Ajam dan Laqab (julukan). Para ulama sepakat, bahwa Ya-juj dan Ma-juj termasuk spesies manusia. Mereka berbeda dalam menentukan siapa nenek moyangnya. Ada yang menyebutkan dari sulbi Adam AS dan Hawa atau dari Adam AS saja. Ada pula yang menyebut dari sulbi Nabi Nuh AS dari keturunan Syis/At-Turk menurut hadits Ibnu Katsir. Sebagaimana dijelaskan dalam tarikh, Nabi Nuh AS mempunyai tiga anak, Sam, Ham, Syis/At-Turk. Ada lagi yang menyebut keturunan dari Yafuts Bin Nuh. Menurut Al-Maraghi, Ya-juj dan Ma-juj berasal dari satu ayah yaitu Turk, Ya-juj adalah At-Tatar (Tartar) dan Ma-juj adalah Al-Maghul (Mongol), namun keterangan ini tidak kuat. Mereka tinggal di Asia bagian Timur dan menguasai dari Tibet, China sampai Turkistan Barat dan Tamujin. Mereka dikenal sebagai Jengis Khan (berarti Raja Dunia) pada abad ke-7 H di Asia Tengah dan menaklukan Cina Timur. Ditaklukan oleh Quthbuddin Bin Armilan dari Raja Khuwarizmi yang diteruskan oleh anaknya Aqthay. “Batu” anak saudaranya menukar dengan negara Rusia tahun 723 H dan menghancurkan Babilon dan Hongaria. Kemudian digantikan Jaluk dan dijajah Romawi dengan menggantikan anak saudaranya Manju, diganti saudaranya Kilay yang menaklukan Cina. Saudaranya Hulako menundukan negara Islam dan menjatuhkan Bagdad pada masa daulah Abasia ketika dipimpin Khalifah Al-Mu’tashim Billah pertengahan abad ke-7 H / 656 H. Ya-juj dan Ma-juj adalah kaum yang banyak keturunannya.Menurut mitos, mereka tidak mati sebelum melihat seribu anak lelakinya membawa senjata. Mereka taat pada peraturan masyarakat, adab dan pemimpinnya. Ada yang menyebut mereka berperawakan sangat tinggi sampai beberapa meter dan ada yang sangat pendek sampai beberapa centimeter. Konon, telinga mereka panjang, tapi ini tidak berdasar. Pada QS. Al-Kahfi:94, Ya-juj dan Ma-juj adalah kaum yang kasar dan biadab. Jika mereka melewati perkampungan, membabad semua yang menghalangi dan merusak atau bila perlu membunuh penduduk. Karenya, ketika Dzulkarnain datang, mereka minta dibuatkan benteng agar mereka tidak dapat menembus dan mengusik ketenangan penduduk. Siapakah Dzulkarnain ? Menurut versi Barat, Dzulkarnain adalah Iskandar Bin Philips Al-Maqduny Al-Yunany (orang Mecedonia, Yunani). Ia berkuasa selama 330 tahun. Membangun Iskandariah dan murid Aristoteles. Memerangi Persia dan menikahi puterinya. Mengadakan ekspansi ke India dan menaklukan Mesir. Menurut Asy-Syaukany, pendapat di atas sulit diterima, karena hal ini mengisyaratkan ia seorang kafir dan filosof. Sedangkan al-Quran menyebutkan; “Kami (Allah) mengokohkannya di bumi dan Kami memberikan kepadanya sebab segala sesuatu.” Menurut sejarawan muslim Dzulkarnain adalah julukan Abu Karb Al-Himyari atau Abu Bakar Bin Ifraiqisy dari daulah Al-Jumairiyah (115 SM - 552 M.). Kerajaannya disebut At-Tababi’ah. Dijuluki Dzulkarnain (Pemilik dua tanduk), karena kekuasaannya yang sangat luas, mulai ujung tanduk matahari di Barat sampai Timur. Menurut Ibnu Abbas, ia adalah seorang raja yang shalih. Ia seorang pengembara dan ketika sampai di antara dua gunung antara Armenia dan Azzarbaijan. Atas permintaan penduduk, Dzulkarnain membangun benteng. Para arkeolog menemukan benteng tersebut pada awal abad ke-15 M, di belakang Jeihun dalam ekspedisi Balkh dan disebut sebagai “Babul Hadid” (Pintu Besi) di dekat Tarmidz. Timurleng pernah melewatinya, juga Syah Rukh dan ilmuwan German Slade Verger. Arkeolog Spanyol Klapigeo pada tahun 1403 H. Pernah diutus oleh Raja Qisythalah di Andalus ke sana dan bertamu pada Timurleng. “Babul Hadid” adalah jalan penghubung antara Samarqindi dan India. BENARKAH TEMBOK CINA ADALAH TEMBOK Zulkarnain ? Banyak orang menyangka itulah tembok yang dibuat oleh Zulkarnain dalam surat Al Kahfi. Dan yang disebut Ya’juj dan Ma’juj adalah bangsa Mongol dari Utara yang merusak dan menghancurkan negeri-negeri yang mereka taklukkan. Mari kita cermati kelanjutan surat Al Kahfi ayat 95-98 tentang itu. Zulkarnain memenuhi permintaan penduduk setempat untuk membuatkan tembok pembatas. Dia meminta bijih besi dicurahkan ke lembah antara dua bukit. Lalu minta api dinyalakan sampai besi mencair. Maka jadilah tembok logam yang licin tidak bisa dipanjat. Ada tiga hal yang berbeda antara Tembok Cina dan Tembok Zulkarnain. Pertama, tembok Cina terbuat dari batu-batu besar yang disusun, bukan dari besi. Kedua, tembok itu dibangun bertahap selama ratusan tahun oleh raja-raja Dinasti Han, Ming, dst. Sambung-menyambung. Ketiga, dalam Al Kahfi ayat 86, ketika bertemu dengan suatu kaum di Barat, Allah berfirman, “Wahai Zulkarnain, terserah padamu apakah akan engkau siksa kaum itu atau engkau berikan kebaikan pada mereka.” Artinya, Zulkarnain mendapat wahyu langsung dari Tuhan, sedangkan raja-raja Cina itu tidak. Maka jelaslah bahwa tembok Cina bukan yang dimaksud dalam surat Al Kahfi. Jadi di manakan tembok Zulkarnain? BEBERAPA PENELITIAN TEMBOK YA’JUJ Abdullah Yusuf Ali dalam tafsir The Holy Qur’an menulis bahwa di distrik Hissar, Uzbekistan, 240 km di sebelah tenggara Bukhara, ada celah sempit di antara gunung-gunung batu. Letaknya di jalur utama antara Turkestan ke India dengan ordinat 38oN dan 67oE. Tempat itu kini bernama buzghol-khana dalam bahasa Turki, tetapi dulu nama Arabnya adalah bab al hadid. Orang Persia menyebutnya dar-i-ahani. Orang Cina menamakannya tie-men-kuan. Semuanya bermakna pintu gerbang besi. Hiouen Tsiang, seorang pengembara Cina pernah melewati pintu berlapis besi itu dalam perjalanannya ke India di abad ke-7. Tidak jauh dari sana ada danau yang dinamakan Iskandar Kul. Di tahun 842 Khalifah Bani Abbasiyah, al-Watsiq, mengutus sebuah tim ekspedisi ke gerbang besi tadi. Mereka masih mendapati gerbang di antara gunung selebar 137 m dengan kolom besar di kiri kanan terbuat dari balok-balok besi yang dicor dengan cairan tembaga, tempat bergantung daun pintu raksasa. Persis seperti bunyi surat Al Kahfi. Pada Perang Dunia II, konon Winston Churchill, pemimpin Inggris, mengenali gerbang besi itu. Apa pun tentang keberadaan dinding penutup tersebut, ia memang terbukti ada sampai sekarang di Azerbaijan dan Armenia. Tepatnya ada di perunungan yang sangat tinggi dan sangat keras. Ia berdiri tegak seolah-olah diapit oleh dua buah tembok yang sangat tinggi. Tempat itu tercantum pada peta-peta Islam mahupun Rusia, terletak di republik Georgia. Al-Syarif al-Idrisi menegaskan hal itu melalui riwayat penelitian yang dilakukan Sallam, staf peneliti pada masa Khalifah al-Watsiq Billah (Abbasiah). Konon, Al-Watsiq pernah bermimpi tembok penghalang yang dibangun Iskandar Dzul Qarnain untuk memenjarakan Ya’juj-Ma’juj terbuka. Mimpi itu mendorong Khalifah untuk mengetahui perihal tembok itu saat itu, juga lokasi pastinya. Al-Watsiq menginstruksikan kepada Sallam untuk mencari tahu tentang tembok itu. Saat itu sallam ditemani 50 orang. Penelitian tersebut memakan biaya besar. Tersebut dalam Nuzhat al-Musytaq, buku geografi, karya al-Idrisi, Al-Watsiq mengeluarkan biaya 5000 dinar untuk penelitian ini. Rombongan Sallam berangkat ke Armenia. Di situ ia menemui Ishaq bin Ismail, penguasa Armenia. Dari Armenia ia berangkat lagi ke arah utara ke daerah-daerah Rusia. Ia membawa surat dari Ishaq ke penguasa Sarir, lalu ke Raja Lan, lalu ke penguasa Faylan (nama-nama daerah ini tidak dikenal sekarang). Penguasa Faylan mengutus lima penunjuk jalan untuk membantu Sallam sampai ke pegunungan Ya’juj-Ma’juj. 27 hari Sallam mengarungi puing-puing daerah Basjarat. Ia kemudian tiba di sebuah daerah luas bertanah hitam berbau tidak enak. Selama 10 hari, Sallam melewati daerah yang menyesakkan itu. Ia kemudian tiba di wilayah berantakan, tak berpenghuni. Penunjuk jalan mengatakan kepada Sallam bahwa daerah itu adalah daerah yang dihancurkan oleh Ya’juj-Ma’juj tempo dulu. Selama 6 hari, berjalan menuju daerah benteng. Daerah itu berpenghuni dan berada di balik gunung tempat Ya’juj-Ma’juj berada. Sallam kemudian pergi menuju pegunungan Ya’juj-Ma’juj. Di situ ia melihat pegunungan yang terpisah lembah. Luas lembah sekitar 150 meter. Lembah ini ditutup tembok berpintu besi sekitar 50 meter. Dalam Nuzhat al-Musytaq, gambaran Sallam tentang tembok dan pintu besi itu disebutkan dengan sangat detail (Anda yang ingin tahu bentuk detailnya, silakan baca: Muzhat al-Musytaq fi Ikhtiraq al-Afaq, karya al-Syarif al-Idrisi, hal. 934 -938). Al-Idrisi juga menceritakan bahwa menurut cerita Sallam penduduk di sekitar pegunungan biasanya memukul kunci pintu besi 3 kali dalam sehari. Setelah itu mereka menempelkan telinganya ke pintu untuk mendengarkan reaksi dari dalam pintu. Ternyata, mereka mendengar gema teriakan dari dalam. Hal itu menunjukkan bahwa di dalam pintu betul-betul ada makhluk jenis manusia yang konon Ya’juj-Ma’juj itu. Ya’juj-Ma’juj sendiri, menurut penuturan al-Syarif al-Idrisi dalam Nuzhat al-Musytaq, adalah dua suku keturunan Sam bin Nuh. Mereka sering mengganggu, menyerbu, membunuh, suku-suku lain. Mereka pembuat onar, dan sering menghancurkan suatu daerah. Masyarakat mengadukan kelakuan suku Ya’juj dan Ma’juj kepada Iskandar Dzul Qarnain, Raja Macedonia. Iskandar kemudian menggiring (mengusir) mereka ke sebuah pegunungan, lalu menutupnya dengan tembok dan pintu besi. Menjelang Kiamat nanti, pintu itu akan jebol. Mereka keluar dan membuat onar dunia, sampai turunnya Nabi Isa al-Masih. Dalam Nuzhat al-Musytaq, al-Syarif al-Idrisi juga menuturkan bahwa Sallam pernah bertanya kepada penduduk sekitar pegunungan, apakah ada yang pernah melihat Ya’juj-Ma’juj. Mereka mengaku pernah melihat gerombolan orang di atas tembok penutup. Lalu angin badai bertiup melemparkan mereka. Penduduk di situ melihat tubuh mereka sangat kecil. Setelah itu, Sallam pulang melalui Taraz (Kazakhtan), kemudian Samarkand (Uzbekistan), lalu kota Ray (Iran), dan kembali ke istana al-Watsiq di Surra Man Ra’a, Iraq. Ia kemudian menceritakan dengan detail hasil penelitiannya kepada Khalifah. Kalau menurut penuturan Ibnu Bathuthah dalam kitab Rahlat Ibn Bathuthah pegunungan Ya’juj-Ma’juj berada sekitar perjalanan 6 hari dari Cina. Penuturan ini tidak bertentangan dengan al-Syarif al-Idrisi. Soalnya di sebelah Barat Laut Cina adalah daerah-daerah Rusia. Referensi: Az-Zuhaily, Tafsir Al-Munir. Dr. Thaha Ad-Dasuqy, ‘Aqidatuna Wa Shilatuha Bil Kaun Wal Insan Wal Hayat, Darul Huda, Kairo, 1995. Syekh Sya’ban ‘Abdulhadi Abu Rabah, Islamiyat, Haqaiq Fi Dzilli Tauhid Al-Ara Al-Islamiyah, Muassasah Al-’Arabiyah Al-Haditsiyah, Kairo, 1991.

Sabtu, 17 November 2012

sistem rem pada kalmar

BAB III SISTEM REM PADA KALMAR Kalmar merupakan suatu merk alat berat, terdapat berbagai macam tipe dan jenis. Namun sistem rem yang digunakan sama, sistem rem pada kalmar hanya terdapat pada 2 bagian roda penggerak yaitu roda depan dan dibagian poros propeller yang berfungsi sebagai parking brake. Rem tipe ini menggunakan 2 prinsip yaitu rem hidrolis dan pneumatic karena menggunakan oli brake dan tekanan gas nitrogen yang ada pada accumulator. 3.1. Prinsip Kerja Sistem Rem Pada Kalmar Gambar 3.1. Skema Primsip Kerja Sistem Rem Pada Kalmar 3.1.1. Prinsip Kerja Sistem Rem Pada Kalmar Pada saat mesin hidup pompa oli memompa oli brake dari tangki, oli brake di pompa menuju filter oli brake kemudian menuju accumulator charging valve. Apabila tekanan accumulator kurang dari 15.5 MPa(155 Bar) accumulator charging valve mengarahkan oli brake menuju accumolator untuk diisi oli brake sampai penuh yaitu 22 MPa(220 bar) dan menyimpan tekanan tesebut, saat accumulator diisi atau sudah penuh break-contact brake oil pressure mengirimkan signal listrik menuju control unit frame front dan masuk ke control unit KIT yang ada didalam control unit frame front setelah itu signal dikirim menuju monitor dan menunjukkan berapa tekanan yang ada di dalam accumulator. Apabila accumulator sudah penuh/terisi maka oli brake diarahkan oleh accumulator charging valve menuju saluran B accumulator charging valve. Kemudian menuju saluran P brake valve . Apabila pedal brake dalam keadaan bebas maka brake valve mengarahkan oli brake ke saluran T brake valve yang menuju ke tangki oli brake. Tetapi apabila pedal brake ditekan maka brake valve mengarahkan oli brake ke saluran B brake valve yang kemudian melewati make-contact brake lights dan masuk ke dalam brake cylnders, dan tekanan yang berasal dari accumulator menekan brake plate dan brake disc yang berhubungan dengan roda sehingga kecepatan kendaraan berkurang dan akhirnya kendaraan berhenti. Saat oli brake melewati make-contact brake lights, make-contact brake lights mengirimkan signal menuju control unit frame front kemudian signal masuk ke control unit KIT yang ada didalam control unit frame front setelah itu signal dikirim menuju monitor dan menghidupkan lampu peringatan tekanan bahwa oli brake telah masuk ke dalam brake cylinders dan menekan brake disc(kanvas rem) dan brake plate sehingga terjadi daya pengereman pada roda(rem bekerja). Setelah pedal di lepaskan oli brake yang ada di brake cylnders akan kembali ke tangki karena tidak ada tekanan dari accumulator, sehingga tekanan yang ada pada brake cylinder menjadi normal. Oli brake akan kembali ke tangki melalui saluran B kemudian ke saluran T brake valve. Setelah itu oli brake kembali ka dalam tangi oli brake. Gambar 3.2. Accumulator Gambar 3.3. Posisi Accumulator Pada Kalmar 3.2. Temperature Control and Cleaning Gambar 3.4. Skema Temperature Control And Cleaning Nama bagian - bagian temperature control and cleaning Pada saat system rem bekerja temperature kerja oli brake adalah 50oc tetapi temperature oli brake dapat naik hal in disebabkan karena system rem bekerja menggunakan tekanan dari accumulator yang bertekanan tinggi, oli yang di tekan terus-menerus suhunya pasti akan naik. Selain itu temperarur oli brakem naik juga disebabkan panas dari mesin yang ber-cc besar dan bermesin diesel, selain itu alat bekerja hampir 20 jam. Apabila oli brake tidak di dinginkan maka akan terjadi kerusakan komponen pada system rem. 3.2.1. Prinsip Kerja Saat Terjadi Pendinginan Pada saat tempratur oli brake naik menjadi 60-660c temperature sensormmengirimkan signal menuju control unit frame front kemudian ke control unit KID kemudian diteruskan menuju monitor, kemudian monitor menunjukkan tanda peringatan dan berapa suhu oli brake. Kemudian control unit frame front mengirimkan signal ke cooling fan dan cooling fan dapat hidup sehingga mendinginkan oli brake yang ada di dalam cooler brake system. Saat oli brake yang sudah dingin yang ada didalam tangki di pompa olehmpompa brake oli menuju filter untuk di bersihkan dari kotoran kotoran, setelah itu oli brake menuju accumulator charging valve. Dari accumulator charging valve oli di salurkan menuju saluran T accumulator charging valve menuju bypass valve in distribution blok. Setelah itu oli masuk ke dalam wheel brakes lalu mensirkulasikan/menggantikan oli brake yang ada di dalam wheel brakes. Kemudian oli brake dari wheel brakes yang masih panas menuju cooler dan kemudian didinginkan oleh cooling fan, setelah dingin oli brake kembali ke tangk oli brake. Karena pompa terus memompa oli brake sedangkan pendinginan yang terjadi di dalam cooler membutuhkan waktu untuk mencegah kelebihan tekanan pada cooler thermal bypass valve meneruskan/mengarahkan oli brake ke dalam tangki. Catatan: Apabila kipas tidak berputar maka warning indicator pada monitor akan muncul. 3.3. Sistem Rem Parkir Pada Kalmar Gambar 3.5. Skema Saat Rem Parkir Aktif Nama bagian – bagian pada sistem rem parkir pada kalmar 3.3.1. Prinsip Kerja Rem Parkir Pada Kalmar Saat switch parking brake aktif/ditekan signal dikirmkan ke control unit frame front dan kemudian control unit frame front mengaktifkan solenoid valve parking brake dan kemudian saluran H accumulator charging valve terbuka. Saat itu break-contcatc(opening switch) parking brake mengirimkan signal ke control unit frame front dan diteruskan ke control unit cab, kemudian signal menuju monitor dan menghidupkan indicator light parking brake. Maka tekanan dari accumulator di arahkan ke saluran H accumulator charging valve dan masuk ke brake kaliper dan menekan disc brake sehingga poros propeller tadaik dapat bergerak/berputar. Oli yang dipompakan pompaoli hanya mengalir ke filter kemudian masuk ke accumulator charging valve dan dikembalikan ke tangki melalui saluran T accumulator charging valve. Gambar 3.6. Bagian Rem Parkir Pada Kalamar 3.4. Nama Komponen Sistem Rem Pada Kalmar dan Fungsinya Gambar 3.7.Komponen Sistem Rem Pada Kalmar Penjelasan gambar Fungsi dari bagian – bagian / komponen rem pada kalmar adalah sebagai berikut: a. Brake valve: Berfungsi mengatur terjadinya pengereman b. Brake oil pump: Berfungsi memompa oli brake yang ada di dalam tangki menuju filter c. Break-contact brake oil pressure: Berfungsi sebagai sensor tekanan yang mangukur tekanan yang ada di dalam accumulator dan kemudian mengirim signal ke control unit frame, sehingga tekanan dapat ditampilkan di monitor d. Accumulator charging valve: Berfungsi Untuk mengarahkan oli brakesesuai keadaan. e. Make-contact brake lights: Berfungsi sebagai sensor tekanan yang mengirimkan signal listrik ke control unit frame apabila ada tekanan di dalam brake cylinders, sehingga lampu rem dapat menyala. f. Wheel brake: Bagian roda yang terjadi pengereman g. Accumulator brake syatem: Berfungsi untuk menyimpan tekanan oli brake sebelum di gunakan. h. Brake oil filter: Berfungsi menyaring kotoran-kotoran yang ada pada oli brake i. Barake cylinder: Berfungsi sebagai tempat terjadinya hubungan gesek antara Brake disc dan Brake plate, selain itu brake cylinder juga berfungsi menahan Brake plate agar tidak ikut berputar bersama Brake disc. Gambar 3.8. Barake Cylinder j. Brake disc: Berfungsi sebagai bidang gesek yang ikut berputar dengan wheel brakes Gambar 3.9 Brake Disc k. Brake plate: berfungsi sebagai bidang gesek yang ada di brake cylinder dan menahan brake disc saat terjadi pengereman Gambar 3.10. Brake Plat 3.5. Komponen Sistem Rem Parkir Pada Kalmar Gambar 3.11. Komponen Sistem Rem Parkir Pada Kalmar a. Brake-contact (opening switch) parking brake: Berfungsi untuk memberitahukan bahwa saluran H pada accumulator charging valve telah terbuka, sehingga lampu indikator rem parkir dapat menyala. b. Selenoid valve parking brake: Berfungsi untuk membuka saluran H pada accumulator charging valve, sehingga tekanan oli brake dari accumulator dapat masuk ke brake caliper. c. Parking brake unit: Berfungsi mengunci poros propeller agar tidak dapat bergerak atau berputar. Gambar 3.12. Komponen Sistem Pendingin Rem Pada Kalmar a. Brake oil tank: Berfungsi sebagai tempat nyimpanan/penampungan oli brake. b. Breather filter: Berfungsi sebagai penyaring pernafasan udara pada tangki. c. Sensor brake oil temperature: Berfungsi mengukur temperature oli brake. d. Tank heater: Berfungsi memanaskan oli brake di dalam tangki. e. Thermal bypass valve: sebagai saluran penerus dan mencegah terjadinya kelebihan tekanan dari cooler. f. Oil cooler: Berfungsi sebagai tempat di dinginkannya oli brake yang panas. g. Cooling fan: Berfungsi mendinginkan oli brake yang ada di dalamb cooler 3.5. Trouble Shooting Komponen Sistem Rem Pada Kalmar  Oli gardan bercampur dengan oli brake. Penyebabnya adalah seal oli brake sudah keras/ bocor/rusak.  Accumulator tidak berisi. Penyebabnya adalah accumulator charging valve rusak.  Tekanan pada accumulator turun tanpa digunakan. Penyebab kerusakan adalah accumulator bocor sehingga tidak bisa menampung tekanan .  Temperatur oli brake naik terus. Penyebab kerusakan adalah kipas rusak atu tidak berputar.  Daya pengereman kurang. Penyebab nya adalah : a. Adanya udara di dalam system rem(Masuk angin). b. Jumlah oli brake kurang. c. Tekanan yang di simpan accumulator kurang dari 8 atm. d. Brake disc(kanvas rem) sudah aus. e. Brake valve rusak.  Kipas pendingin tidak berputar. Penyebabnya adalah. a. Brushnya sudah aus b. Sensor temperature sudah rusak c. Kebelnya ada yang putus. d. Pengunci kipas lepas. e. Turbin kipas sudah rusak  Kebocoran oli brake. Penyebab kerusakanya adalah: a. Selang penghubung sobek / rusak. b. O-ring pada nepel keras . c. Nepelnya retak atau haus .  Low pressure indicator menyala. Penyebab kerusakanya adalah tekanan pada accumulator rendah / tidak stabil kemungkinan terjadi kebocoran gas nitrogen pada accumulator. 3.6. Pemerikasaan dan Perawatan Komponen Sistem Rem Pada Kalmar Sevis 2000 jam Pada servis 2000 dilakukan penggantian oli brake dan filternya, jumlah oli brakenya adalah 100 liter dan 1 filter oli brake. Pemeriksaan pedal rem a. Bersihkan lantai dalam kabin dan cek tidak ada yang menghalangi pergerakan pedal rem. b. Kemudian cek pegas pengembali pedal rem, setelah itu cek celah bebas pedal antara1-1.5 mm. Jika di butuhkan set ulang pedal rem. c. Lumasi engsel pedal dengan gemuk/grease. Pemeriksaan pompa oli a. Hidupkan dan panaskan mesin terlebih dahulu sampai mencapai suhu kerja oli mesin yaitu 50oC. b. Kemudian matikan mesin. Gambar 3.13. Cek Tekana Pompa Tekanan Gambar 3.14. Penutup Accumulator Charging Valve c. Lalu hubungkan pressure gauge d. Hidupkan mesin dan biarkan dalam putaran stasioner. e. Buka drain valve di accumulator charging valve dan cek tekanan selama pengisian. Selama pengisian tekanan harus mencapai 22 MPa(220 Bar) sebelum accumulator charging valve mengarahkan untuk pendinginan, saat pendinginan tekanan akan turun. f. Cek tekanan saat pendinginan. Saat pendinginan tekanan 0.10- 0.15 MPa(1-1.5 Bar). g. Matikan mesin. h. Lepaskan pressure gauge i. Tutup kembali drain valve Pengecekan accumulator a. Hidupkan mesin dan biarkan dalam putaran stationer selama 1 menit sampai terjadi pendinginan oli brake. b. Matikan mesin dan kontak dalam posisi I. c. Gunakan dan bebaskan rem beberapa kali dan hitung berapa kali rem di gunakan sebelum lampu peringatan tekanan rendah menyala. Pada kondisi normal lampu akan menyala setelah 8 kali. Apabila lampu menyala lebih awal maka salah satu tabung accumulator ada yang bermasalah. Pemeriksaan parking brake a. Hidupkan mesin dan biarkan sampai accumulator terisi penuh dan terjadi pendinginan oli brake. b. Matikan mesin dan kontak dalam posisi I. c. Aktifkan rem parker. d. Cek pergerakan yang terjadi pada caliper. e. Lepaskan cover caliper. f. Kendurkan mur pengunci. Gambar 3.15. Cover Caliper. g. Set baut penyatel sampai rem parkir dapat bekerja. h. Lalu kembalikan ¾ putaran. i. Kencangkan mur pengunci. j. Pasang kembali cover k. Cek apakah rem parker dapat berfungsi.

Selasa, 13 September 2011

las listrik 2

KELOMPOK III : PRESENTASI LAS LISTRIK JOKO SETYO. P M. BOBY PUTRANANZA MEIDY GUSNUR. S M. ALBARIN NOVI RAHMAD WIJAYA
LAS LISTRIK
1. Pengertian las listrik
Pengelasan adalah suatu proses penyambungan logam dimana logam menjadi satu akibat panas dengan atau tanpa tekanan, atau dapat didefinisikan sebagai akibat dari metalurgi yang ditimbulkan oleh gaya tarik menarik antara atom. Sebelum atom atom tersebut membentuk ikatan, permukaan yang akan menjadi satu perlu bebas dari gas yang terserap atau oksida-oksida.

3. Mesin las listrik
Mesin las merupakan sumber tenaga yang memberi jenis tenaga listrik yang
diperlukan serta tegangan yang cukup untuk terus melangsungkan suatu lengkung
listrik las.
Sumber tenaga mesin las dapat diperoleh dari:
● Motor bensin atau diesel
● Gardu induk
Tegangan pada mesin las listrik biasanya :
● 110 volt
● 220 volt
● 380 volt
Antara jaringan dengan mesin las pada bengkel terdapat saklar pemutus.
Mesin las digerakkan dengan motor, cocok dipakai untuk pekerjaan lapangan
atau pada bengkel yang tidak mempunyai jaringan listrik. Busur nyala terjadi
apabila dibuat jarak tertentu antara elektroda dengan benda kerja dan kabel massa
dijepitkan ke benda kerja.

Mesin ini memerlukan sumber arus bolak-balik dengan tegangan yang lebih rendah pada lengkung listrik. Keuntungan – keuntungan mesin las AC antara lain : ● Busur nyala kecil, sehingga memperkecil kemungkinan timbunya keropos pada rigi-rigi las. ● Perlengkapan dan perawatan lebih murah
2. Mesin las listrik – Rectifier arus searah (DC)
Mesin ini mengubah arus listrik bolak-balik (AC)
yang masuk, menjadi arus listrik searah (DC)
keluar.
Pada mesin AC, kabel masa dan kabel
elektroda dapat dipertukarkan tanpa
mempengaruhi perubahan panas yang timbul pada busur nyala.

Keuntungan-keuntungan mesin las DC antara lain : ● Busur nyala stabil ● Dapat menggunakan elektroda bersalut dan tidak bersalut ● Dapat mengelas pelat tipis dalam hubungan DCRP ● Dapat dipakai untuk mengelas pada tempat- tempat yang lembab dan sempit

● Helm Las
Helm Ias maupun tabir las digunakan untuk melindungi kulit muka dan mata dari sinar las (sinar ultra violet dan ultra merah) yang dapat merusak kulit maupun mata,Helm las ini dilengkapi dengan kaca khusus yang dapat mengurangi sinar ultra violet dan ultra merah tersebut. Sinar Ias yang sangat terang/kuat itu tidak boleh dilihat dangan mata langsung sampai jarak 16 meter. Oleh karena itu pada saat mengelas harus mengunakan helm/kedok las yang dapat menahan sinsar las dengan kaca las. Ukuran kaca Ias yang dipakai tergantung pada pelaksanaan pengelasan. Umumnya penggunaan kaca las adalah sebagai berikut: No. 6. dipakai untuk Ias titik No. 6 dan 7 untuk pengelasan sampai 30 amper. No. 6 untuk pengelasan dari 30 sampai 75 amper. No. 10 untuk pengelasan dari 75 sampai 200 amper. No. 12. untuk pengelasan dari 200 sampai 400 amper. No. 14 untuk pangelasan diatas 400 amper. Untuk melindungi kacapenyaring ini biasanya pada bagian luar maupun dalam dilapisi dengan kaca putih.




● Apron
Apron adalan alat pelindung badan dari percikan bunga api yang dibuat dari kulit atau dari asbes.
Ada beberapa jenis/bagian apron :
● Apron lengan
● Apron lengkap
● Apron dada


● Sarung Tangan (Welding Gloves)
Sarung tangan dibuat dari kulit atau asbes lunak untuk memudahkan memegang pemegang elektroda. Pada waktu mengelas harus selalu dipakai sepasang sarung tangan.

● Sepatu Las
Sepatu las berguna untuk melindungi kaki dari semburan bunga api, Bila tidak ada sepatu las, sepatu biasa yang tertutup seluruhnya dapat juga dipakai
● Masker Las
Jika tidak memungkinkan adanya kamar las dan ventilasi yang baik, maka gunakanlah masker las, agar terhindar dari asap dan debu las yang beracun.

● Kamar Las
Kamar las di buat dari bahan tahan api, kamar las penting bagi orang yang ada di sekitarnya tidak terganggu oleh cahaya las. Untuk mengeluarkan gas, sebaiknya kamar las di lengkapi dengan system ventilasi: Didalam kamar las di tempatkan meja las. Meja las harus besih dari bahan-bahan yang mudah terbakar agar terhindar dari kemungkinan terjadinya kebakaran oleh percikan terak las dan bunga api.

● Jaket Las
Jaket pelindung badan + Tangan yang terbuat dari kulit / Asbes.
5. Pengkutuban elektroda
● Pengkutuban Langsung
Pada pengkutuban langsung, kabel elektroda dipasang Pada terminal negatif dan kabel massa pada terminal positif. Pengkutuban langsung sering disebut sebegai sirkuit las listrik dengan elektroda negatif. (DC-).
● Pengkutuban terbalik
Untuk pengkutuban terbalik, kabel elektroda dipasang pada terminal positif dan kabel massa dipasang pada terminal negative. Pengkutuban terbalik sering disebut sirkuit las listrik dengan elektroda positif (DC+)
6. Pengaruh pengkutuban pada hasil las
Pemilihan jenis arus maupun pengkutuban pada pangelasan bergantung kepada :
● Jenis bahan dasar yang akan dilas
● Jenis elektroda yang dipergunakan
Pengaruh pengkutuban pada hasil las adalah pada penembusan lasnya. Pengkutuban langsung akan menghasilkan penembusan yang dangkal sedangkan Pada pengkutuban terbalik akan terjadi sebaliknya. Pada arus bolak-balik penembusan yang dihasilkan antara keduanya
7. Tegangan dan arus listrik pada mesin las
Volt adalah suatu satuan tegangan listrik yang dapat diukur dengan suatu alat Voltmeter. Tegangan diantara elektroda dan bahan dasar menggerakkan elektron - elektron melintasi busur.


Ampere adalah jumlah arus listrik yang mengalir yang dapat diukur dengan Amperemeter. Lengkung listrik yang panjang akan menurunkan arus dan menaikkan tegangan.
8. Perlengkapan Las listrik
● Kabel Las
Kabel las biasanya dibuat dari tembaga yang dipilin dan dibungkus dangan karet isolasi. Yang disebut kabel las ada tiga macam yaitu :
● kabel elektroda
● kabel massa
● kabel tenaga
Kabel elektroda adalah kabel yang menghubungkan pesawat las dengan elektroda. Kabel massa menghubungkan pesawat las dengan benda kerja. Kabel tenaga adalah kabel yang menghubungkan sumber tenaga atau jaringan listrik dengan pesawat las. Kabel ini biasanya terdapat pada pesawat las AC atau AC - DC.


● Pemegang elektroda
Ujung yang tidak berselaput dari elektroda dijepit dengan pemegang elektroda.
Pemegang elektroda terdiri dari mulut penjepit dan pegangan yang dibungkus oleh bahan penyekat. Pada waktu berhenti atau selesai mengelas, bagian pegangan yang tidak berhubungan dengan kabel digantungkan pada gantungan dari bahan fiber atau kayu.

● Palu Las
Palu Las digunakan untuk melepaskan dan mengeluarkan terak las pada jalur Ias dengan jalan memukulkan atau menggoreskan pada daerah las. Berhati-hatilah membersihkan terak Ias dengan palu Ias karena kemungkinan akan memercik Ke mata atau ke bagian badan lainnya
● Sikat Kawat
Dipergunakan untuk :
● Membersihkan benda kerja yang akan dilas
● Membersihkan terak Ias yang sudah lepas dari jalur las oleh pukulan palu las.
● Klem Massa
KLEM MASSA adalah suatu alat untuk menghubungkan kabel massa ke benda kerja. Biasanya klem massa dibuat dari bahan dengan penghantar listrik yang baik seperti Tembaga agar arus listrik dapat mengalir dengan baik, klem massa ini dilengkapi dengan pegas yang kuat. Yang dapat menjepit benda kerja . Walaupun demikian permukaan benda kerja yang akan dijepit dengan klem massa harus dibersihkan terlebih dahulu dari kotoran - kotoran seperti karat, cat, minyak.

● Tang Penjepit
Penjepit ( Tang ) digunakan untuk memegang atau memindahkan benda kerja yang masih panas.

9. Proses Penyulutan
Setelah arus dijalankan, elekteroda didekatkan pada lokasi jalur sambungan disentuhkan sebentar dan diangkat kembali pada jarak yang pendek (garis tengah elektroda).

● Menyalakan busur listrik
Untuk memperoleh busur yang baik di perlukan pangaturan arur (ampere) yang tepat sesuai dengan type dan ukuran elektroda, Menyalahkan busurd apat dilakukan dengan 2 (dua) cara yakni :
● Bila pesawat Ias yang dipakai pesewat Ias AC, menyalakan busur
dilakukan dengan menggoreskan elektroda pada benda kerja lihat gambar.
● Untuk menyalakan busur pada pesawat Ias DC, elektroda disentuhkan seperti pada gambar.

Bila elektroda harus diganti sebelum pangelasan selesai, maka untuk melanjutkan pengelasan, busur perlu dinyalakan lagi. Menyalakan busur kembali ini dilakukan pada tempat kurang lebih 26 mm dimuka las berhenti seperti pada gambar. Jika busur berhenti di B, busur dinyalakan lagi di A dan kembali ke B untuk melanjutkan pengelasan. Bilamana busur sudah terjadi, elektroda diangkat sedikit dari pekerjaan hingga jaraknya ± sama dengan diameter elektroda. Untuk elektroda diameter 3,25 mm, jarak ujung elektroda dengan permukaan bahan dasar ± 3,25 mm.
Adapun hal-hal yang perlu diperhatikan : ●Jika busur nyala terjadi, tahan sehingga jarak ujung elektroda ke logam induk besarnya sama dengan diameter dari penampang elektroda dan geser posisinya ke sisi logam induk. ● Perbesar jarak tersebut(perpanjang nyala busur) menjadi dua kalinya untuk memanaskan logam induk. ● Kalau logam induk telah sebagian mencair, jarak elektroda dibuat sama dengan garis tengah penampang tadi. ● Memadamkan busur listrik Cara pemadaman busur listrik mempunyai pengaruh terhadap mutu penyambungan maniklas. Untuk mendapatkan sambungan maniklas yang baik sebelum elektroda dijauhkan dari logam induk sebaiknya panjang busur dikurangi lebih dahulu dan baru kemudian elektroda dijauhkan dengan arah agak miring.
● Pengaruh panjang busur pada hasil las. Panjang busur (L) Yang normal adalah kurang lebih sama dengan diameter (D) kawat inti elektroda. ● Bila panjang busur tepat (L = D), maka cairan elektroda akan mengalir dan mengendap dengan baik. Hasilnya : ● rigi-rigi las yang halus dan baik. ● tembusan las yang baik ● perpaduan dengan bahan dasar baik ● percikan teraknya halus.  

● Bila busur terlalu pendek, akan sukar memeliharanya, bisa terjadi pembekuan ujung elektroda pada pengelasan (lihat gambar 158 c). hasilnya:   ● rigi las tidak merata ● tembusan las tidak baik ● percikan teraknya kasar dan berbentuk bola
Sebaliknya bila arus terlalu besar maka elektroda akan mencair terlalu cepat dan menghasilkan permukaan las yang lebih lebar dan penembusan yang dalam. Besar arus untuk pengelasan tergantung pada jenis kawat las yang dipakai, posisi pengelasan serta tebal bahan dasar
● Pengaruh Besar Arus
Besar arus pada pengelasan mempengaruhi hasil las. Bila arus terlalu rendah akan menyebabkan sukarnya penyalaan busur listrik dan busur listrik yang terjadi tidak stabil. Panas yang terjadi tidak cukup untuk melelehkan elektroda dan bahan dasar sehingga hasilnya merupakan rigi-rigi las yang kecil dan tidak rata serta penembusan yang kurang dalam.


10. Elektroda  


Keterangan :

E menyatakan elektroda
Dua angka setelah E (misalnya 60 atau 70) menyatakan kekuatan tarik defosit las dalam ribuan dengan 1b/inchi2
Angka ke tiga setelah E menyatakan posisi pengelasan, yaitu :
- Angka (1) untuk pengelasan segala posisi
- Angka (2) untuk pengelasan posisi datar dan bawah tangan
d. Angka ke empat setelah E menyatakan jenis selaput dan jenis arus yang cocok dipakai untuk pengelasan.
11. Macam-macam gerakan elektroda
● Gerakan arah turun sepanjang sumbu elektroda. Gerakan ini dilakukan untuk
mengatur jarak busur listrik agar tetap.
● Gerakan ayunan elektroda. Gerakan ini diperlukan untuk mengatur lebar jalur
las yang dikehendaki.

Ayunan keatas menghasilkan alur las yang kecil, sedangkan ayunan kebawah menghasilkan jalur las yang lebar. Penembusan las pada ayunan keatas lebih dangkal daripada ayunan kehawah.
1 Ayunan segitiga dipakai pada jenis elektroda Hydrogen rendah untuk mendapatkan penembusan las yang baik diantara dua celah pelat. Beberapa bentuk-bentuk ayunan diperlihatkan pada gambar dibawah ini. Titiktitik pada ujung ayunan menyatakan agar gerakan las berhenti sejenak pada tempat tersebutL untuk memberi kesempatan pada cairan las untuk mengisi celah sambungan.
Tembusan las yang dihasilkan dengan gerekan ayun tidak sebaik dengan gerakan lurus elektroda. Waktu yang diperlukan untuk gerakan ayun lebih lama, sehingga dapat menimbulkan pemuaian atau perubahan bentuk dari bahan dasar. Dengan alasan ini maka penggunaan gerakan ayun harus memperhatikan tebal bahan dasar.



12. Posisi pengelasan
● Posisi di bawah tangan
Posisi bawah tangan merupakan posisi pengelasan yang paling mudah dilakukan. Oleh sebab itu untuk menyelesaikan setiap pekerjaan pengelasan sedapat meungkin di usahakan pada posisi dibawah tangan. Kemiringan elektroda 10 derajat – 20 derajat terhadap garis vertical kea rah jalan elektroda dan 70 derajat-80 derajat terhadap benda kerja.
 



● Posisi tegak (vertical)
Mengelas posisi tegak adalah apabila dilakukan arah pengelasannya keatas atau ke bawah. Pengelasan ini termasuk pengelasan yang paling sulit karena bahan cair yang mengalir atau menumpuk diarah bawah dapat diperkecil dengan kemiringan elektroda sekitar 10 derajat-15 derajat terhadapvertikal dan 70 derajat-85 derajat terhadap benda kerja.
 
 


● Posisi datar (horizontal)
Mengelas dengan horizontal biasa disebut juga mengelas merata dimana kedudukan benda kerja dibuat tegak dan arah elektroda mengikuti horizontal. Sewaktu mengelas elektroda dibuat miring sekitar 5 derajat – 10 derajat terhadap garis vertical dan 70 derajat – 80 derajat kearah benda kerja

● Posisi di atas kepala (Overhead)
Posisi pengelasan ini sangat sulit dan berbahaya karena bahan cair banyak berjatuhan dapat mengenai juru las, oleh karena itu diperlukan perlengkapan yang serba lengkap. Mengelas dengan posisi ini benda kerja terletak pada bagian atas juru las dan kedudukan elektroda sekitar 5 – 20 Derajat terhadap garis vertical dan 75 derajat-85 derajat terhadap benda kerja.


● Posisi datar (1G)
Pada posisi ini sebaiknya menggunakan metode weaving yaitu zigzag dan setengah bulan Untuk jenis sambungan ini dapat dilakukan penetrasi pada kedua sisi, tetapi dapat juga dilakukan penetrasi pada satu sisi saja. Type posisi datar (1G) didalam pelaksanaannya sangat mudah. Dapat diapplikasikan pada material pipa dengan jalan pipa diputar.
 
● Posisi horizontal (2G)
Pengelasan pipa 2G adalah pengelasan posisi horizontal, yaitu pipa pada posisi tegak dan pengelasan dilakukan secara horizontal mengelilingi pipa. Kesulitan pengelasan posisi horizontal adalah adanya gaya gravitasi akibatnya cairan las akan selalu kebawah. Adapun posisi sudut electrode pengelasan pipa 2G yaitu 90º Panjang gerakan elektrode antara 1-2 kali diameter elektrode. Bila terlalu panjang dapat mengakibatkan kurang baiknya mutu las. Panjang busur diusahakan sependek mungkin yaitu ½ kali diameter elektrode las. Untuk pengelasan pengisian dilakukan dengan gerakan melingkar dan diusahakan dapat membakar dengan baik pada kedua sisi kampuh agar tidak terjadi cacat. Gerakan seperti ini diulangi untuk pengisian berikutnya


● Posisi vertikal (3G)
Pengelasan posisi 3G dilakukan pada material plate. Posisi 3G ini dilaksanakan pada plate dan elektrode vertikal. Kesulitan pengelasan ini hampir sama dengan posisi 2G akibat gaya gravitasi cairan elektrode las akan selalu kebawah

● Posisi horizontal pipa (5G)
Pada pengelasan posisi 5G dibagi menjadi 2, yaitu :
1. Pengelasan naik
Biasanya dilakukan pada pipa yang mempunyai dinding teal karena membutuhkan panas yang tinggi. Pengelasan arah naik kecepatannya lebih rendah dibandingkan pengelasan dengan arah turun sehingga panas masukan tiap satuan luas lebih tinggi dibanding dengan pengelasan turun. Posisi pengelasan 5G pipa diletakkan pada posisi horizontal tetap dan pengelasan dilakukan mengelilingi pipa tersebut. Supaya hasil pengelasan baik, maka diperlukan las kancing (tack weld) pada posisi jam 5-8-11 dan 2. Mulai pengelasan pada jam 5.30 ke jam 12.00 melalui jam 6 dan kemudian dilanjutkan dengan posisi jam 5.30 ke jam 12.00 melalui jam 3. Gerakan elektrode untuk posisi root pass (las akar) adalah berbentuk segitiga teratur dengan jarak busur ½ kali diameter elektroda.

2. Pengelasan turun
Biasanya dilakukan pada pipa yang tipis dan pipa saluran minyak serta gas bumi. Alasan penggunaan las turun lebih menguntungkan dikarenakan lebih cepat dan lebih ekonomis.

● Pengelasan posisi Fillet
Pengelasan fillet juga disebut sambungan T.joint pada posisi cairan las-lasan diberikan pada posisi menyudut. Pada sambungan ini terdapat diantara material pada posisi mendatar dan posisi tegak. Posisi sambungan ini termasuk posisi sambungan yang relative mudah, namun hal yang perlu diperhatikan pada sambungan ini adalah kemiringan elektroda, gerakan ayunan tergantung pada kondisi atau kebiasaan operator las.



Macam – Macam Sambungan Las :
1. Sambungan Las Sudut

2. Sambungan Las Tumpul

3. Sambungan Las T

4. Sambungan Las Berhimpit